Harta Bersama Menurut Hukum Islam dan Perundang-undangan di Indonesia
Abstract
Every marriage has brought wealth and acquired prior to the marriage of each spouse party. Average property together in marriage or the so-called property prices along Gono gini is generated through syirkah or cooperation between husband and wife. The scholars have different opinions about this, but the majority say as shirkah Abdan. When divorce occurs, then do the division of property together with an agreed manner.
Setiap perkawinan mempunyai harta yang dibawa dan diperoleh sebelum melakukan perkawinan dari masing-masing pihak suami atau istri. Sedang harta bersama dalam perkawinan atau disebut harta gono gini merupakan harga bersama yang dihasilkan melalui syirkah atau kerja sama antara suami dan istri. Para ulama berbeda pendapat akan hal ini, akan tetapi mayoritas mengatakannya sebagai syirkah abdan. Bila perceraian terjadi, maka dapat dilakukan pembagian harta bersama dengan mengkiyaskannya dengan syirkah abdan atau dengan cara lain yang disepakati.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: PT Syamil Cipta Media, 2005.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1991.
Ensiklopedia Hukum Islam, Jakarta: PT Ichtiar Baru van Hoeve, 2001.
R.Van Dijk, Pengantar Hukum Adat Indonesia, terj. A. Soehardi, Jakarta: Penerbit Sumur Bandung, 1980.
R. Wirjono Prodjodikoro, Hukum Perkawinan di Indonesia, Jakarta: Sumur Badung, 1960.
Muhamad Isna Wahyudi, “Harta Bersama: Antara Konsepsi dan Tuntutan Keadilan”.
M. Yahya Harahap, “Informasi Materi Kompilasi Hukum Islam: Mempositifkan Abstraksi Hukum Islam” dalam Cik Hasan Bisri, Ed.,Kompilasi Hukum Islam dan Peradilan Agama dalam Sistem Hukum Nasional, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999.
Sayyid Sabiq, Fiqhussunah, Bairut Libanon: Darul Fikr, cet ke 2, 1998, Juz 3.
Abu Dawud, Sunah Abi Dawud, Riyadh: Baitul Afkar ad-Dauliyyah, 1998.
Ibn Rusyd al-Qurtubi, Bidayah al-Mujtahid wa Nihayah al-Muqtashid, Mesir: Maktabah Musthofa al-Baaby al-Haaby, 1960, juz 2.
Abdurrahman Al-Jaziri, Al Fiqhu ‘alal Madzahib al-Arba’ah, Mesir: Maktabah at-Tijariyah al-Kubra, 1969, Jilid III.
Abi Abdirrahman an-Nasa’I, Sunan an-Nasa’I, Riyadh: Darussalam 1420 H. Hadits ke 470.
Abi Abdillah Ibn Majah Al-Qozwaini, Sunan Ibnu Majah, Riyadh: Darussalam, 1420 H. Hadits ke 2353.
Muhamad bin Isma’il as-Shan’ani, Subulussalam, Mesir: Maktabah Musthofa al-Baaby al-Halby, cet 4. 1960.
Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974, Jakarta: PT Tintamas Indonesia, 1986.
Penjelasan atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan,” dalam Hazairin, Tinjauan Mengenai U.U. Perkawinan nomor: 1-1974, Jakarta: Tintamas, 1986.
DOI: https://doi.org/10.32507/mizan.v1i1.104
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2018 Kholil Nawawi
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Indexed by:
© Copyright CC BY-SA Mizan, p-ISSN: 2598-974X, e-ISSN: 2598-6252 |
Mizan: Journal of Islamic Law Published by Department of Ahwal Al-Syakhsiyyah, Faculty of Tarbiyah, Universitas Ibn Khaldun Bogor in partnership with Himpunan Ilmuwan dan Sarjana Syariah Indonesia (HISSI) DKI Jakarta.
Editorial Office:
FAI Building, 1st Floor, Department of Ahwal Al-Syakhsiyyah, Kedung Badak, Bogor City, West Java, Indonesia 16162 Phone/Fax. 0251-849529, Email: Mizan@uika-bogor.ac.id